ANALISIS PROSES BERPIKIR MATEMATIS SISWA PADA SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL
Kata Kunci:
Analisis Proses Berpikir, Proses Berpikir MatematisAbstrak
Berpikir matematis memiliki peran yang sangat penting dalam proses pembelajaran, terutama dalam pembelajaran matematika. Berpikir Matematis adalah sebuah proses yang dinamis, dengan memungkinkan kita untuk meningkatkan kompleksitas ide-ide sehingga kita dapat menangani, memperluas pemahaman kita. Tahapan berpikir matematis adalah mengkhususkan (spesialisasi, memperhatikan beberapa kasus khusus atau contoh), generalisasi (fokus pada kelompok contoh yang lebih banyak, mencari pola dan hubungan), memprediksi (membuat tebakan tentang masalah yang dihadapi, meramalkan hubungan dan hasil) dan meyakinkan (membangun keyakinan tentang pemahaman yang telah dibangun, mencari dan mengkomunikasikan alasan mengapa sesuatu itu benar).
Untuk analisis proses berpikir matematis siswa dibutuhkan Instrumen untuk mengetahui bagaimana siswa melalui tahapan indikator Berpikir Matematis yaitu dengan cara observasi, tes, dan wawancara mendalam. Dari hasil penelitian didapatkan hasil bahwa Pelaksanaan Model Pembelajaran Problem Based Learning yang dilakukan oleh guru berjalan dengan sangat baik dengan persentase sebesar 90% dan kegiatan siswa juga dilakukan dengan baik mengikuti petunjuk guru dengan persentase sebesar 85%, sehingga dapat diketahui terdapat siswa dengan 3 kategori, yaitu siswa dengan kemampuan tinggi, sedang, rendah. Dalam proses analisis dipilih satu siswa pada setiap kategori. Siswa dengan kemampuan tinggi memiliki kemampuan proses berpikir matematis yang sangat baik yaitu mampu menyelesaikan masalah SPLDV dengan persentase sebesar 95% sesuai indikator. Hal ini terjadi karena siswa dengan kemampuan tinggi lebih memahami masalah yang disajikan terlihat dari siswa mampu menuliskan semua informasi yang terdapat di soal sehingga dapat melakukan tahapan proses berpikir matematis sesuai langkah- langkah. Siswa dengan kemampuan sedang memiliki kemampuan proses berpikir matematis yang cukup baik dengan persentase sebesar 85%, karena tahapan yang dilalui siswa dengan kemampuan sedang masih kurang lengkap. Sedangkan siswa dengan kemampuan rendah memiliki kemampuan proses berpikir matematis yang kurang baik dengan persentase sebesar 50% karena hanya mampu menuliskan informasi pada soal.
Unduhan
Diterbitkan
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2022 SUBSET - Jurnal Pendidikan Matematika dan Terapan

Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.